SIMBOL dan ARSITEKTUR oleh Pak EduardTjahjadi



Simbol dan Arsitektur

Simbol secara etymology berasal dari kata SYMBOLUM (Latin) dan SYMBOLON ( Greek/Yunani)

Simbol adalah objek, gambar, tulisan, suara atau tanda tertentu yang mewakili sesuatu yang lain oleh asosiasi, kemiripan, atau konvensi.

Symbol :

· Salah satu cara manusia mengekspresikan sesuatu

· Mencerminkan intelektualitas, emosi, dan spirit manusia

· Sebaga hubungan komunikasi manusia dalam bentuk tertulis, verbal, gambar ataupun isyarat.

· Bahasa universal lintas budaya dan zaman.

Arsitektur

Berasal dari kata architectura (Latin) Arkitekton (Yunani) yang artinya kepala atau pemimpin dan pembangun atau tukang kayu.

Arsitek adalah seni dan ilmu merancang bangunan dan struktur fisik lainnya.

Dalam definisi luas meliputi semua kegiatan desain dari level MIKRO (Desain bangunan) dan MAKRO (Desain perkotaan) .

Karya Arsitektur sering dianggap sebagai karya seni dan symbol politik dan budaya.

Arsitektur sebagai tanda atau komunikasi.

Vitruvius arsitek Roma pada abad I masehi berpendapat bangunan yang baik harus memenuhi 3 prinsip Firmitatis, Utitatis dan Venustatis – Daya tahan, Utility, dan keindahan.

Sejarah pergerakan yang memberikan nilai untuk arsitektur.

Gedung-gedung ditiap Negara dapat menjadi symbol suatu Negara. DI Paris bangunanannya tidak boleh berubah karena bangunan tua tersebut menjadi cirri khas Paris sebagai kota tua.


- debby tannia -

915070031

Penjara Mewah bagi Para Koruptor










Penjara Mewah bagi Para Koruptor

Istilah money politic sepertinya sudah tidak asing lagi ditelinga kita karena money politic masih sangat berlaku di Indonesia apalagi jika dikaitkan dengan kasus-kasus korupsi yang terjadi dan membawa Indonesia menjadi salah satu Negara koruptor terbesar di dunia. Di Indonesia asalkan ada uang maka bisa hidup enak bahkan bisa “terbebas” dari masalah hukum, yang benar bisa jadi salah dan yang salah bisa jadi benar, bahkan sekalipun para petinggi-petinggi terjerat masalh hokum, mereka masih bisa menikmati indahnya hidup didalam jeruji besi. Mereka masih bisa menikmati fasilitas layaknya tinggal dalam apartemen mewah.

Beberapa waktu lalu kasus mengenai penjara mewah yang dihuni oleh para “narapidana ekslusif” menjadi topic hangat yang menghebohkan dikalangan masyarakat dan menimbulkan pro dan kontra dikalangan masyarakat. Contohnya penjara mewah di Rumah Tahanan Wanita Pondok Bambu, Jakarta Timur. Salah satunya adalah ruang tahanan yang dimiliki oleh Artalyta Suryani alias Ayin.

Di Kamar ayin/ Artalita Suryani terdapat pendingin ruangan/ AC, Kulkas, Televisi Flat layar datar, Spring Bed, Laptop untuk browsing Internet, Blackberry, ada juga peralatan Fitnes, Kamar Mandi pribadi yang didalamnya terdapat WC Duduk, Bahkan Ayin mempunyai Asisten pribadi/ Pembantu untuk merawat anak ayin yang masih kecil dan seorang Dokter Kecantikan untuk perawatan wajah.

Ayin menempati ruangan berukuran 8×8 di lantai 3, dan tinggal sendiri saja. Di lantai 2 tinggal terpidana seumur hidup kasus Narkotika ALIN, di ruangan Alin memiliki fasilitas karaoke, televisi, dan ruang lebih besar. Berikut adalah beberapa foto kondisi ruangan yang dimiliki Ayin:
Ruang tamu dan sofa mewah,
Kulkas dan fasilitas lainnya.
Pembantu dan dokter kecantikan.
Bandingkan dengan ruangan penjara lainnya 1 kamar ukuran 8x8 yang ditempati oleh 12 orang narapidana.



Melihat perbedaan yang sangat jauh antara “narapidana ekslusif” dengan narapidana lainnya sangatlah tidak adil. Para koruptor yang sudah mengambil uang rakyat dan Negara, malah diberi fasilitas kemewahan. Padahal seharusnya mereka dihukum sesuai dengan dengan hukum yang berlaku dan mendapatkan fasilitas yang sama seperti narapidana lainnya.


-Selvy Yunita 915070021-

Indera, Rasio dan Intuisi




Indera, Rasio, dan Intuisi
(Dr.Sidharta, S.H, M.Hum)

Setiap manusia memiliki indera, rasio, dan intuisi didalam dirinya. Apa arti dari indera, rasio, dan intuisi? Dalam pelajaran dikelas ini akan dibahas mengenai indera, rasio, dan intusi agar kita dapat lebih menghayati tentang keterbatasan dari kemampuan indera, rasio, dan intuisi..
Mungkin kita sudah tidak asing lagi dengan indera yang dimiliki oleh tubuh kita, seperti mata, hidung, telinga, lidah, dan kulit. Namun apakah kita pernah menyadari kalau indera itu sangat berpengaruh terhadap rasio dan intuisi yang ada didalam diri kita. Indera, rasio, dan intuisi dangat memliki hubungan yang saling mempengaruhi. Hal tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

Empirisme (Indera)
• Apakah kebenaran inderawi itu bersifat mutlak?
• Benarkah pengamatan inderawi mampu menghasilkan pengetahuan yang objektif?
• Sesempurna apakah kemampuan indera manusia dengan makhluk lainnya?
Dan jawaban dari seluruh pertanyaan diatas adalah Tergantung dari Sudut Pandangnya.
Sebagai contoh, perhatikanlah beberapa gambar dibawah ini:




Ada berapa banyak wajah pada lukisan pertama dan kedua? Apakah Anda sudah bisa melihat letak gambar wajah pada lukisan tersebut?
Jawabannya adalah pada gambar pertama terdapat 8 gambar wajah dan lukisan kedua ada 9 gambar wajah.
Mungkin Anda masih bingung mengenai dimana saja letak gambar wajah tersebut, atau mungkin Anda sudah mendapatkan beberapa gambar wajah tetapi kurang, sama, atau bahkan lebih dari jawaban yang sebenarnya?
Hal itu terjadi karena sudut pandang yang dimiliki setiap kita berbeda-beda. Kita memiliki sudut pandang yang berbeda saat melihat suatu objek. Indera (mata) kita memang sama-sama melihat lukisan tersebut, namun setiap kita memiliki jawaban yang berbeda dari pertanyaan yang telah diajukan. Sehingga walaupun indera yang kita miliki dapat berfungsi dengan baik, namun pada penerapannya indera tersebut memiliki keterbatasan.
Sudut pandang memiliki kendala antropologis yang dapat memperngaruhi indera kita (bagaimana kita melihat, mendengar, dsb). Pada dasarnya otak manusia ridak suka melihat gambar-gambar yang membuatnya “meloncat-loncat” dengan cepat dari satu perspektif ke pespektif lainnya.

Rasio
Rasio adalah apa yang bisa di terima oleh akal dan pikiran yang dapat dinalar oleh kemampuan otak. Hal-hal yang rasional adalah suatu hal yang di dalam prosesnya dapat dimengerti sesuai dengan kenyataan dan realitas yang ada.
Misalnya kita memiliki seekor zebra dan kita berada didalam sekumpulan zebra. Apakah kita masih bisa mengenali zebra yang kita miliki? Mungkin berdasarkan mata kita itu mustahil karena zebra memiliki bentuk dan warna yang hampir sama. Tetapi dengan intuisi yang kita miliki, kita bisa mengetahui dimana zebra yang kita miliki.
Rasio dan empiris (indera) tidak klop. Indera/empiris lebih bersifat induktif sedangkan rasio lebih bersifat deduktif.

Intuisi
Intuisi pada manusia tidak seperti insting pada hewan. Intuisi pada manusia tidak sepenuhnya datang secara kodrati, tetapi harus diupayakan, intuisi manusia muncul dari informasi yang kaya, hasil penghayatan mendalam dan tersimpan dalam alam bawah sadar.
Perbedaan intuisi dan insting
Intuisi :
  • Berdasarkan pada pengalaman.
  • Kemampuan mengamati
  • Ada di alam bawah sadar
  • Ada yang aneh dan menyentuh perasaan (dan sudah terolah)
  • Ada keyakinan bahwa sesuatu akan terjadi
  • Ada warning signal
Insting merupakan sesuatu yang tidak dapat diubaj (kecuali karena alam). Contohnya: lebah membuat sarang.
Kesimpulan: manusia sudah melewati batas instingnya,. Insting itu staknan, tidak berubah (bisa berubah kalau alam berubah). Manusia bisa melampui insting (hewan) karena indera dan rasio melalui transfer bahasa.


Tanggapan:
Saya sangat senang dan tertarik ketika belajar tentang indera, rasio, dan intuisi. Karena selain menambah pengetahuan kita mengenai keterbatasan dari kemampuan indera, rasio, dan ituisi, kita juga bisa lebih mengenalinya lebih mendalam, Pembelajarannya dilakukan dengan metode yang santai, di lengkapi dengan contoh-contoh berupa gambar dan video dari setiap bahan yang dibahas sehingga kita dapat lebih memahaminya.


-Selvy Yunita 915070021-